Kamis, 12 Maret 2015

DAMPAK POLUSI TERHADAP MANUSIA



 DAMPAK POLUSI TERHADAP MANUSIA

A.     DAMPAK POLUSI UDARA, AIR, TANAH BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
1)      Dampak polusi udara bagi kehidupan manusia
1.      Gangguan kesehatan :
a.       Karbon monoksida
Di atmosfer, gas karbon monoksida (CO) sangat sedikit, sekitar 0,1 ppm. Di daerah perkotaan dengan lalu lintas padat, konsentrasi gas CO dapat mencapai 10-15 ppm. Gas CO yang terhirup dapat bereaksi dengan hemoglobin pada sel darah merah sehingga menghalangi pengangkutan oksigen yang sangat dibutuhkan tubuh. Efek yang ditimbulkan adalah pusing, sakit kepala, rasa mual, ketidaksadaran (pingsan), kerusakan otak, dan kematian. Gas CO dapat berdampak pada kulit dan menyebabkan masalah jangka panjang pada penglihatan.
b.      Sulfur Oksida
Sulfur oksida, nitrogen oksida, dan ozon pada Konsentrasi rendah dapat menyebabkan iritasi mata dan saluran pernapasan. Ketiga gas tersebut dalam waktu cukup lama dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan yang kronis, seperti bronkitis, erfisema, dan asma. Penyakit ini umumnya ditandai kesulitan bernapas (sesak) akibat kerusakan organ pernapasan. Sulfur oksida dan ozon bersifat racun bagi tumbuhan, pada konsentrasi tertentu dapat menyebabkan kematian
c.       Materi Partikulat
Materi partikulat, seperti serbuk batu bara, serbuk kuarsa, dan serat asbes, dapat menyebabkan penyakit paru-paru. di area pabrik, konstruksi bangunan, dan pertambangan Pekerja di area itu beresiko tinggi terkena penyakit ini dan penyakit dapat lebih parah mulai dari peradangan sampai pembentukan tumor. Timbal sangat beracun (toksik) dan bisa terakumulasi dalam tubuh, serta menyerang berbagai tubuh, seperti sistem pencernaan dan sistem saraf.,fungsi jantung dan ginjal. Timbal dapat menyebabkan keterbelakangan mental pada anak-anak.
d.      Asap Rokok
mengandung berbagai zat berbahaya seperti benzo-a-pyrene dan formaldehid yang berpotensi menimbulkan bermacam-macam penyakit seperti gangguan pernapasan, penyakit jantung, dan kanker paru-paru.
e.       Zat-zat penyebab kanker
Zat-zat penyebab kanker seperti kloroform, para-diklorobenzena, tetrakloroetilen, trikloroetan, dan radioaktif (misalnya radon). Zat-zat tersebut merupakan jenis polutan udara di dalam ruangan (indoor air pollutants) yang berpotensi menimbulkan kanker bila terdapat dalam konsentrasi tinggi.
f.       Suara
Kontak dengan suara bising dalam waktu lama dapat menimbulkan kerusakan organ pendengaran. Kerusakan dapat bersifat permanen, seperti ketulian. Polusi suara juga dapat mempengaruhi sistem tubuh lainnya. Suara yang bising dapat menyebabkan gangguan pada jantung, sakit kepala, dan stres secara psikologis.
Gangguan kesehatan yang diakibatkan adanya pencemaran udara dikelompokkan menjadi 4 yaitu:
a. Korosif: bahan pencemar bersifat merangsang terjadinya proses peradangan pernapasan pada bagian atas.
b.   Asfiksia: ini terjadi menyusul berkurangnya kemampuan tubuh dalam mengikat oksigen atau berkurangnya kadar oksigen didalam tubuh.
c.     Anesthesia: adalah dampak pencemaran udara yang bersifat menekan susunan saraf pusat sehingga mengakibatkan kehilangan kesadaran.
d.      Toksis: dampak yang ditimbulkan adalah timbulnya gangguan pada sistem pembuatan darah dan menyebabkan keracunan pada susunan saraf.

2)      Dampak polusi air bagi kehidupan manusia
1.      Gangguan Kesehatan :
Air yang telah tercemar, baik oleh senyawa organik maupun senyawa anorganik akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan karena mudah menjadi media berkembangnya berbagai macam penyakit. Pencemaran air dapat terjadi di air yang tergenang (tidak mengalir), air yang mengalir di permukaan, atau air tanah.
Berbagai penyakit karena pencemaran air :
a.       Penyakit menular, karena air yang tercemar menjadi media bagi perkembangbiakan dan persebaran mikroorganisme, termasuk mikroba pathogen dan tidak bersih lagi. Air yang tercemar oleh limbah organik, terutama yang berasal. dari industri pengolahan makanan dan kotoran manusia atau hewan merupakan tempat yang subur untuk perkembangbiakan mikroorganisme. Mikroorganisme patogen yang berkembang biaK dalam air menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit menular



VIRUS
Jenis Mikroba
Penyakit
Gejala Penyakit
Virus Hepatitis A
Hepatitis A
Demam, sakit kepala, sakit perut, kehilangan selera makan. pembengkakan hati sehingga tubuh menjadi kuning
Virus Polio
Poliomyletis
Tenggorokan sakit, demam, diare, sakit pada tungkai dan punggung, kelumpuhan dan kemunduran fungsi otot


BAKTERI
Jenis Mikroba
Penyakit
Gejala Penyakit
Vibrio cholerae
Kolera
Diare yang sangat parah, muntah-muntah, kehilangan cairan sangat banyak sehingga menyebabkan kejang dan lemas
Escherichia coli
Diare
Buang air besar berkali-kali dalam sehari, kotoran encer (mengandung banyak air), terkadang diikuti rasa mulas atau sakit perut
Salmonella typhosa
Tipus
Sakit kepala, demam, diare, muntah-muntah, peradangan dan pendarahan usus
Shigella disentriae
Disentri
Infeksi usus besar, diare, kotoran mengandung lendir dan darah, sakit perut



PROTOZOA
Jenis Mikroba
Penyakit
Gejala Penyakit
Entamoeba histolytica
Disentri amoeba
Sama seperti disentri bakteri
Balantidium coli
Balantidiasis
Peradangan usus, diare berdarah
Giardia lambia
Giardiasis
Diare, sakit perut, terbentuk gas dalam perut, bersendawa, keletahan


METAZOA (CACING PARASIT)
Jenis Parasit
Penyakit
Gejala Penyakit
Ascaris lumbricoides (cacing getang)
Ascariasis
Demam, sakit perut yang parah, matabsorbsi, muntah-muntah, ketelahan
Taenia saginata
(cacing pita)

Taenisiasis

Gangguan pencernaan, rasa mual, kehitangan berat badan, rasa gatat di anus
Schistosoma sp. (cacing pipih)

Schistosomiasis
Gangguan pada hati dan kantung kemih sehingga terdapat darah daLam urin, diare, tubuh lemas, sakit perut yang terjadi berulang-ulang

b.      Penyakit tidak menular, Penyakit tidak menular dapat muncul terutama karena air telah tercemar oleh senyawa anorganik, seperti logam berat. Namun, ada juga senyawa organik yang dapat menimbulkan penyakit, terutama yang mengandung unsur klorin (CI), seperti DDT dan PCB. Polutan-polutan ini dapat menimbulkan penyakit karena sifatnya beracun bagi tubuh.
Beberapa polutan :
š Kadmium (Cd), logam berat yang digunakan oleh banyak industri dalam proses produksinya. Contohnya, pabrik pipa PVC, pabrik pembuatan karet, dan pabrik kaca. Logam Cd dapat terserap tubuh manusia, dan akan terakumulasi di organ-organ tubuh, terutama di ginjal dan hati. Keracunan kadmium memengaruhi otot polos pembuluh darah, sehingga tekanan darah menjadi tinggi dan dapat menyebabkan gagal jantung. Keracunan kadmium mengakibatkan kerusakan pada organ ginjal dan hati.
š Kobalt (Co), digunakan dalam industri sebagai bahan campuran untuk pembuatan mesin pesawat, magnet, alat pemotong atau penggiling, serta untuk pewarna kaca, keramik, dan cat. Co dibutuhkan sedikit dalam proses pembentukan sel darah merah dan diperoleh melalui vitamin B12. Kobalt dalam konsentrasi tinggi (150 ppm atau lebih) di tubuh manusia akan merusak kelenjar tiroid (gondok) sehingga penderita akan kekurangan hormon yang dihasilkan kelenjar tersebut, juga menyebabkan gagal jantung dan edema (pembengkakan jaringan akibat akumulasi cairan dalam sel).
š Merkuri (Hg), merkuri untuk berbagai proses industri, seperti proses pembuatan klorin atau juga terdapat pada baterai, cat, plastik, termometer, lampu tabung, kosmetik, dan hasil pembakaran batu bara. Logam merkuri terakumulasi dalam tubuh makhluk hidup berasal dari konsumsi hewan-hewan air yang telah tercemar merkuri. Efek merkuri : merkuri dapat menyebabkan janin menjadi cacat mental (pada wanita hamil), menyebabkan kerusakan ginjal, saraf, dan jantung , pada konsentrasi rendah, merkuri dapat menimbulkan sakit kepala, depresi, dan perubahan perilaku.
š Timbal (Pb), berasal dari berbagai sumber, seperti rembesan Pb dari sampah kaleng yang mengandung timbal, cat yang mengandung timbal, bahan bakar bertimbal, pestisida, dan dari korosi pipa-pipa yang mengandung timbal. Konsentrasi > 15 mg/di dalam darah dianggap berbahaya bagi kesehatan . Pb dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau kematian janin, pada anak-anak menyebabkan kecacatan mental dan gangguan fisik, pada orang dewasa timbal meningkatkan resiko terkena hipertensi (tekanan darah tinggi).
Senyawa Organik Berklorin, Contohnya adalah dikloro-difenil¬:rikloroetana (DDT), aldrin, heptaklor, dan klordan yang menjadi insektisida, juga senyawa kimia industri ada yang merupakan senyawa organik berklorin, contohnya poliklorinasi bifenil (PCB) dan dioksin. Senyawa tersebut terakumulasi dalam lubuh makhluk hidup dan konsentrasinya terus meningkat pada posisi piramida makanan yang lebih tinggi. Senyawa-senyawa ini dapat menyebabkan kerusakan berbagai organ, terutama hati dan ginjal, serta beberapa diteliti dapat menimbulkan kanker.
2.      Air tidak bermanfaat sesuai peruntukkannya
Pencemaran air oleh berbagai jenis polutan akan menyebabkan air tidak dapat lagi digunakan untuk berbagai keperluan manusia. Contohnya :
a.       Air tidak dapat dimanfaatkan untuk kepentingan rumah tangga. Pencemaran air oleh berbagai jenis limbah akan menyebabkan air berbau dan keruh serta dapat mengandung kuman atau zat berbahaya. Air yang tercemar ini tentu tidak akan dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari manusia, seperti untuk minum, memasak, mandi, dan mencuci.
b.      Air tidak dapat dimanfaatkan untuk kepentingan industri. Air yang telah tercemar dapat menyebabkan proses produksi terhambat karena air tidak dapat lagi digunakan. Misalnya, air yang telah tercemar minyak tidak dapat digunakan sebagai pelarut di industri kimia.
c.       Air tidak dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian dan perikanan, Pencemaran air, misalnya oleh senyawa anorganik, akan menyebabkan air tidak dapat digunakan lagi. Ha ini disebabkan senyawa anorganik dapat mengubah pH perairan secara drastis. Perubahan pH tersebut dapat mematikan hewan dan tanaman. Selain itu, beberapa senyawa anorganik sifatnya beracun bagi hewan atau tanaman.
3.      Menurunnya beberapa populasi biota air
Berbagai biota air, seperti ganggang, ikan, udang, kerang, da¬terumbu karang, merupakan sumber daya yang sangat penting bagi manusia. Menurunnya populasi biota ini akan membawa kerugian besarseperti kekurangan sumber pangan ,menghilangkan mata pencaharian sebagian orang, ataupun mengganggu keseimbangan ekosistem. Beberapa poutan yang sifatnya berbahaya bagi biota air di antaranya adalah nutrien tumbuhan, limbah yang membutuhkan oksigen, minyak, sedimen, dan panas.
a.       Nutrien Tumbuhan :Perairan yang mengandung polutan nutrient tumbuhan seperti fosfat dan nitrogen dalam jumlah berlebih disebut eutrofikasi. Eutrofikasi akan menyebabkan ganggang (algae) berkembang biak dengan subur sehingga populasinya meningkat pesat. Kejadian ini sering disebut algae blooming. Algae blooming dapat menyebabkan beberapa gangguan perairan, di antaranya adalah mengganggu penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan karena permukaannya tertutupi oleh populasi ganggang. Ganggang mengganggu kehidupan biota air di perairan tersebut karena ganggang tersebut dapat menyebabkan keracunan dan dapat meningkatkan BOD pada penguraiannya.
b.      Limbah yang membutuhkan oksigen : pencemaran air oleh limbah yang membutuhkan oksigen juga akan menyebabkan peningkatan BOD di perairan akibat tingginya populasi bakteri aerob (membutuhkan oksigen) yang membusukkan limbah. Peningkatan BOD akan menurunkan DO perairan sehingga menurunkan populasi biota air yang tidak toleran terhadap kandungan DO yang rendah.
c.       Minyak : Pencemaran minyak banyak terjadi di lautan atau pantai. pencemaran minyak di perairan dapat menyebabkan kematian bagi banyak jenis biota air, seperti terumbu karang. Kematian ini disebabkan adanya senyawa dalam minyak yang sifatnya beracun bagi biota air tersebut. Pencemaran minyak menyebabkan gangguan fisiologis seperti hilangnya kemampuan mengapung atau kemampuan menjaga suhu tubuh sehingga hewan dapat mati karena tenggelam atau karena kehilangan panas tubuh secara drastis.
d.      Sedimen : Pencemaran sedimen di perairan dapat menyebabkan air menjadi keruh sehingga mengurangi jarak penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan. Hal ini akan menyebabkan kemampuan fotosintesis ganggang dan tumbuhan air menurun sehingga populasinya berkurang dan menyebabkan populasi lainnya menurun. Sedimen juga dapat menyumbat aliran air, membawa endapan senyawa toksin, dan menutupi terumbu karang serta makhluk hidup lain di dasar perairan.
e.       Panas : Polusi panas atau termal dapat menyebabkan perubahan suhu perairan secara drastis. Hal ini akan mengakibatkan kematian berbagai biota air yang tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan suhu tersebut. Panas juga dapat menurunkan DO di perairan.

3)      Dampak polusi tanah bagi kehidupan manusia
1.   Dampak Pada Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung , jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium , berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.
Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, dan mungkin tidak bisa diobati, PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati, Organofosfat dan karmabat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada beberapa macam dampak pada kesehatan seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.

2.   Dampak Pada Lingkungan Atau Ekosistem
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.


B.     DAMPAK POLUSI UDARA
a.       Asap dan Kabut
·         Kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi.
·         Kabut asap dapat memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain. Seperti bronkitis kronik, PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik).
·         Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
·         Mereka yang berusia lanjut dan anak-anak (juga mereka yang punya penyakit kronik) dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan 
·         Kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi berkurang. Sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.
·         Secara umum berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.
·         Bahan polutan di asap kebakaran hutan yang jatuh ke permukaan bumi, kemungkinan juga dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi.
·         Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, terutama  karena ketidakseimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri/virus dan lain-lain penyebab penyakit (agent) dan buruknya lingkungan (environment).

b.      Hujan Asam
·         Memengaruhi kualitas air permukaan bagi biota yang hidup di dalamnya. Suatu penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang erat antara penurunan pH dengan penurunan populasi ikan dan biota air lainnya di perairan.
·         Hujan asam dapat merusak jaringan tanaman sehingga menghambat pertumbuhannya dan dapat menyebabkan kematian.
·         Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah, sehingga memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan. Air yang telah tercemar logam berat jika dikonsumsi dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.
·         Bersifat korosif, sehingga merusak berbagai bahan logam seperti mobil dan pagar, monumen dan patung atau komponen bangunan.
·         Menyebabkan penyakit pernapasan.
·         Pada ibu hamil, dapat menyebabkan bayi lahir prematur dan meninggal.

c.       Pemanasan Global
·         Menambah volume air laut sehingga permukaan air laut akan naik.
·         Menimbulkan banjir di daerah pantai.
·         Dapat menenggelamkan pulau-pulau dan kota-kota besar yang di tepi laut
·         Meningkatkan penyebaran penyakit menular.
·         Curah hujan di daerah yang beriklim tropis akan lebih tinggi dari normal.
·         Tanah akan lebih cepat kering, walaupun sering terkena hujan. Kekeringan tanah ini akan mengakibatkan banyak tanaman mati. Dengan demikian, di beberapa tempat dapat mengalami kekurangan makanan.
·         Akan sering terjadi angin besar di berbagai tempat.
·         Berpindahnya hewan ke daerah yang lebih dingin.
·         Musnahnya hewan dan tumbuhan, termasuk manusia, yang tidak mampu berpindah atau beradaptasi dengan suhu yang lebih tinggi.
·         Meningkatnya suhu global berakibat juga terhadap meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstrim serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Intensitas dan pola musim hujan yang makin menyimpang di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Proses  terjadinya hujan asam
Atmosfer dapat mengangkut berbagai zat pencemar ratusan kilometer jauhnya, sebelum menjatuhkannya kepermukaan bumi. Dalam perjalanan jauhnya, Atmosfer bertindak sebagi reaktor  kimia yang kompleks merubah cat pencemar setelah berinteraksi pada zat lain, uap air dan energi matahari. Pada kondisi dimana SO2  bereaksi menjadi uap air membentuk H2SO4  (asam sulfat) dan NO2 bereaksi dengan air uap air membentuk HNO3 (asam nitrat) yang selanjutnya turun kepermukaan bumi bersama air hujan yang dikenal dengan hujan asam, air hujan dengan pH 5,6 dapat menimbulkan kerusakan berbagai jenis logam.

Description: Description: Description: D:\tugas-tugas OJT\tugas ipa\Proses Terjadinya Hujan Asam dan Dampaknya Terhadap Lingkungan - FBrain_files\c0147a9bbb3bf6eceb55698109084751.png

Proses  terjadinya Pemanasan Global
1.      Gas rumah kaca memerangkap panas
2.      Energi matahari diserap dan dipantulkan oleh atmosfer bumi
3.      Permukaan bumi meresap dan meradisaikan energi matahari yang diserap ke luar angkasa
4.      Gas rumah kaca menyerap panas yang diradiasikan melalui atmosfer
5.      Gas meradiasikan kembali panas ke segala arah sebagian besar tetap di atas
6.      Lebih banyak gas artinya lebih banyak panas yang terperangkap di atmosfer
7.      Otomatis suhu akan meningkat
8.      Terjadilah global warming

C.    DAMPAK POLUSI AIR TERHADAP KEHIDUPAN BIOTA PERAIRAN
a.       Dampak polusi sedimen
Pencemaran sedimen di perairan dapat menyebabkan air menjadi keruh sehingga mengurangi jarak penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan. Hal ini akan menyebabkan kemampuan fotosintesis ganggang dan tumbuhan air menurun sehingga populasinya berkurang dan menyebabkan populasi lainnya menurun. Sedimen juga dapat menyumbat aliran air, membawa endapan senyawa toksin, dan menutupi terumbu karang serta makhluk hidup lain di dasar perairan.
b.      Dampak polusi nutrien tumbuhan
Perairan yang mengandung polutan nutrient tumbuhan seperti fosfat dan nitrogen dalam jumlah berlebih disebut eutrofikasi. Eutrofikasi akan menyebabkan ganggang (algae) berkembang biak dengan subur sehingga populasinya meningkat pesat. Kejadian ini sering disebut algae blooming. Algae blooming dapat menyebabkan beberapa gangguan perairan, di antaranya adalah mengganggu penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan karena permukaannya tertutupi oleh populasi ganggang. Ganggang mengganggu kehidupan biota air di perairan tersebut karena ganggang tersebut dapat menyebabkan keracunan dan dapat meningkatkan BOD pada penguraiannya.
c.       Dampak limbah yang membutuhkan oksigen
pencemaran air oleh limbah yang membutuhkan oksigen juga akan menyebabkan peningkatan BOD di perairan akibat tingginya populasi bakteri aerob (membutuhkan oksigen) yang membusukkan limbah. Peningkatan BOD akan menurunkan DO perairan sehingga menurunkan populasi biota air yang tidak toleran terhadap kandungan DO yang rendah.
d.      Dampak limbah minyak
Pencemaran minyak banyak terjadi di lautan atau pantai. pencemaran minyak di perairan dapat menyebabkan kematian bagi banyak jenis biota air, seperti terumbu karang. Kematian ini disebabkan adanya senyawa dalam minyak yang sifatnya beracun bagi biota air tersebut. Pencemaran minyak menyebabkan gangguan fisiologis seperti hilangnya kemampuan mengapung atau kemampuan menjaga suhu tubuh sehingga hewan dapat mati karena tenggelam atau karena kehilangan panas tubuh secara drastis.

D.    DAMPAK POLUSI TANAH TERHADAP KEGIATAN MANUSIA
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
            Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.

E.     PENANGANAN LIMBAH
a.       Metode dan tahapan pada pengolahan limbah cair
Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula. Proses- proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses atau hanya salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor finansial.
1.      Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan secara fisika.
A.    Penyaringan (Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan.  Metode penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.
  
B.     Pengolahan Awal  (Pretreatment)
Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.

C.     Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di    tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel – partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (Floation).

D.    Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil (± 30 – 120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel –partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan.  

Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan (perairan). Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain yang sulit dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.

2.      Pengolahan Sekunder (Secondary  Treatment)

Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds / lagoons) .
Description: Description: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVzpWCjomy1ulzyQc_N9Zl9KMfJz-yG7UZeSvpi1xAVjRZSKpyYejUMJr-gW7fb_hbD55wGTmUPXISvBGb4uWMigCzFurfdya2tWwAKmwc_RY0J3PnT7bECEZXbgCKfRoeQ2XgumUa9WAH/s320/gb734.jpg
A.    Metode Trickling Filter
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan dengan ketebalan  ± 1 – 3 m. limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan.
Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan

B.     Metode Activated Sludge
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih dperlukan.

C.     Metode Treatment ponds/ Lagoons
Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk proses penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut. 

3.      Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)

Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman. 
Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.  

4.      Desinfeksi (Desinfection)

Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
Ø  Daya racun zat
Ø  Waktu kontak yang diperlukan
Ø  Efektivitas zat
Ø  Kadar dosis yang digunakan
Ø  Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan
Ø  Tahan terhadap air
Ø  Biayanya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oз).
Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.

5.      Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)

Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).


b.      Metode dan tahapan pada pengolahan limbah padat

1.      Penimbunan Terbuka
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Pada metode penimbunan terbuka, .  Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengansampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.

2.      Sanitary Landfill
Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi iapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke tanah. Pada landfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem Iapisan ganda (plastik – lempung – plastik – lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
Ada  3 metode sanitary landfill, yaitu :
a.      Metode galian parit (trenc method), sampah dibuang ke dalam galian parit yang memanjang. Tanah bekas galian digunakan untuk menutup parit. Sampah yang ditimbun dipadatkan dan diratakan. Setelah parit penuh, dibuatlah parit baru di sebelah parit yang telah penuh tersebut.
b.      Metode area, sampah dibuang di atas tanah yang rendah, rawa, atau lereng kemudian ditutupi dengan tanah yang diperoleh ditempat itu.
c.       Metode ramp, merupakan gabungan dari metode galian parit dan metode area. Pada area yang rendah, tanah digali lalu sampah ditimbun tanah setiap hari dengan ketebalan 15 cm, setelah stabil lokasi tesebut diratakan dan digunakan sebagai jalur hijau (pertamanan), lapangan olah raga, tempat rekreasi dll.

3.      Insinerasi
Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.

4.      Pembuatan kompos padat dan cair
Metode ini adalah dengan mengolah sampah organic seperti sayuran, daun-daun kering, kotoran hewan melalui proses penguraian oleh mikroorganisme tertentu. Pembuatan kompos adalah salah satu cara terbaik dalam penanganan sampah organic.  Berdasarkan bentuknya kompos ada yang berbentuk padat dan cair.  Pembuatannya dapat dilakukan dengan menggunakan kultur mikroorganisme, yakni menggunakan kompos yang sudah jadi dan bisa didapatkan di pasaran seperti EMA efectif microorganism 4.EMA merupakan kultur campuran mikroorganisme yang dapat meningkatkan degaradasi limbah atau sampah organic.

5.       Daur Ulang
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle).
Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah:

a.      Bahan bangunan 
Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan mesin penghancur, kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bahan bangunan baru semacam bata.

b.      Baterai 
Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit. Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian khusus dalam pemrosesannya. Misalnya, baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan kadmium, harus ditangani secara lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia. Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur ulang.

c.       Barang Elektronik 
Barang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone umumnya tidak didaur ulang karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya. Material yang dapat didaur ulang dari barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada barang elektronik tersebut (emas, besi, baja, silikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai (microchip, processor, kabel, resistor, plastik, dll). Namun tujuan utama dari proses daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya proses daur ulang pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih belum jelas.

d.      Logam 
Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut.
Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.

e.       Bahan Lainnya 
Ø  Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang.
Ø  Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.

Ø  Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-kadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untuk Polistirena, dan lain-lain, sehingga mempermudah proses daur ulang.


c.       Metode dan tahapan pada pengolahan limbah gas
1.      Mengontrol Emisi Gas Buang
Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, dan hidrokarbon dapat dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas sulfur oksida dapat dihilangkan dari udara hasil pembakaran bahan bakar dengan cara desulfurisasi menggunakan filter basah (wet scrubber).
Mekanisme kerja filter basah ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan berikutnya, yaitu mengenai metode menghilangkan materi partikulat, karena filter basah juga digunakan untuk menghilangkan materi partikulat.
Gas nitrogen oksida dapat dikurangi dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dengan cara menurunkan suhu pembakaran. Produksi gas karbon monoksida dan hidrokarbon dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dapat dikurangi dengan cara memasang alat pengubah katalitik (catalytic converter) untuk menyempurnakan pembakaran.
Selain cara-cara yang disebutkan diatas, emisi gas buang jugadapat dikurangi kegiatan pembakaran bahan bakar atau mulai menggunakan sumber bahan bakar alternatif yang lebih sedikit menghasilkan gas buang yang merupakan polutan.

2.      Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan
a.      Filter Udara
Filter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada cerobong atau stack, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih yang saja yang keluar dari cerobong. Filter udara yang dipasang ini harus secara tetap diamati (dikontrol), kalau sudah jenuh  (sudah penuh dengan abu/ debu) harus segera diganti dengan yang baru.
Jenis filter udara yang digunakan tergantung pada sifat gas buangan yang keluar dari proses industri, apakah berdebu banyak, apakah bersifat asam, atau bersifat alkalis dan lain sebagainya

b.      Pengendap Siklon
Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap debu / abu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara / gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga partikel yang relatif   “berat” akan jatuh ke bawah.
Ukuran partikel / debu / abu yang bisa diendapkan oleh siklon adalah antara 5 u – 40 u. Makin besar ukuran debu makin cepat partikel tersebut diendapkan.
c.       Filter Basah
Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip kerja filter basah adalah membersihkan udara yang kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alt, sedangkan udara yang kotor dari bagian bawah alat. Pada saat udara yang berdebu kontak dengan air, maka debu akan ikut semprotkan air turun ke bawah.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat juga prinsip kerja pengendap siklon dan filter basah digabungkan menjadi satu. Penggabungan kedua macam prinsip kerja tersebut menghasilkan suatu alat penangkap debu yang dinamakan.
d.      Pegendap Sistem Gravitasi
Alat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor yang ukuran partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 u atau lebih. Cara kerja alat ini sederhana sekali, yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor ke dalam alat yang dibuat sedemikian rupa sehingga pada waktu terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba (speed drop), zarah akan jatuh terkumpul di bawah akibat gaya beratnya sendiri (gravitasi). Kecepatan pengendapan tergantung pada dimensi alatnya. 
e.       Pengendap Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang kotor dalam jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya adalah aerosol atau uap air. Alat ini dapat membersihkan udara secara cepat dan udara yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih.
Alat pengendap elektrostatik ini menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan antara 25 – 100 kv. Alat pengendap ini berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan positif, sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding tabung, diberi muatan negatif. Adanya perbedaan tegangan yang cukup besar akan menimbulkan corona discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini menyebabkan udara kotor seolah – olah mengalami ionisasi. Kotoran udara menjadi ion negatif sedangkan udara bersih menjadi ion positif dan masing-masing akan menuju ke elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion negatif akan ditarik oleh dinding tabung sedangkan udara bersih akan berada di tengah-tengah silinder dan kemudian terhembus keluar.


d.      Metode dan tahapan pada pengolahan limbah B3
1.      Metode pengolahan secara kimia, fisik dan biologi
Proses pengolahan limbah B3  dapat dilakukan secara kimia, fisik, atau biologi. Proses pengolahan limbah B3 secara kimia atau fisik yang umumnya dilakukan adalah stabilisasi/ solidifikasi . stabilisasi/solidifikasi adalah proses pengubahan bentuk fisik dan sifat kimia dengan menambahkan bahan peningkat atau senyawa pereaksi tertentu untuk memperkecil atau membatasi pelarutan, pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang. Contoh bahan yang dapat digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi adalah semen, kapur (CaOH2), dan bahan termoplastik.
Metode insinerasi (pembakaran) dapat diterapkan untuk memperkecil volume B3 namun saat melakukan pembakaran perlu dilakukan pengontrolan ketat agar gas beracun hasil pembakaran tidak mencemari udara.
Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang telah cukup berkembang saat ini dikenal dengan istilah bioremediasi dan viktoremediasi. Bioremediasi adalah penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain untuk mendegradasi/ mengurai limbah B3, sedangkan Vitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah. Kedua proses ini sangat bermanfaat dalam mengatasi pencemaran oleh limbah B3 dan biaya yang diperlukan lebih muran dibandingkan dengan metode Kimia atau Fisik. Namun, proses ini juga masih memiliki kelemahan. Proses Bioremediasi dan Vitoremediasi merupakan proses alami sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membersihkan limbah B3, terutama dalam skala besar. Selain itu, karena menggunakan makhluk hidup, proses ini dikhawatirkan dapat membawa senyawa-senyawa beracun ke dalam rantai makanan di ekosistem.

2.      Metode Pembuangan Limbah B3
a.      Sumur dalam/ Sumur Injeksi (deep well injection)
Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah dengan cara memompakan limbah
tersebut melalui pipa kelapisan batuan yang dalam, di bawah lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah B3 ini akan terperangkap dilapisan itu sehingga tidak akan mencemari tanah maupun air. Namun, sebenarnya tetap ada kemungkinan terjadinya kebocoran atau korosi pipa atau pecahnya lapisan batuan akibat gempa sehingga limbah merembes kelapisan tanah.

b.      Kolam penyimpanan (surface impoundments)
limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang memang dibuat
untuk limbah B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah perembesan limbah. Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan terkosentrasi dan mengendap di dasar. Kelemahan metode ini adalah memakan lahan karena limbah akan semakin tertimbun dalam kolam, ada kemungkinan kebocoran lapisan pelindung, dan ikut menguapnya senyawa B3 bersama  air limbah sehingga mencemari udara.

c.       Landfill untuk limbah B3 (secure landfils)
limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus pengamanan tinggi. Pada metode pembuangan secure landfills, limbah B3 ditempatkan dalam drum atau tong-tong, kemudian dikubur dalam landfill yang didesain khusus untuk mencegah pencemaran limbah B3. Landffill ini harus dilengkapi peralatan moditoring yang lengkap untuk mengontrol kondisi limbah B3 dan harus selalu dipantau. Metode ini jika diterapkan dengan benar dapat menjadi cara penanganan limbah B3 yang efektif. Namun, metode secure landfill merupakan metode yang memliki biaya operasi tinggi, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran, dan tidak memberikan solusi jangka panjang karena limbah akan semakin menumpuk.        







1 komentar:

  1. Baccarat - Best Live Dealer Casino - FBCASINO
    Baccarat is one of the most 바카라 popular games in the หารายได้เสริม casino, and it's easy to see why. It's easy to learn and easy to play, and 유튜브 음원 추출 it's

    BalasHapus